Pertamina is The Real Saboteur Jakarta Clean Air
Pencemaran udara Jakarta dsk sudah kronis. Setidaknya dalam 3 dekade ini memiliki kualitas udara yang tidak sehat. Krisis pencemaran udara Jabodetabek 2023 memperkuat fakta ini. Hasil monitoring Stasiun Pemantau Kualitas Udara milik Lab Lingkungan Hidup DLH DKI Jakarta menunjukkan bahwa dalam 10 tahun ini rata² konsentrasi tahunan PM2.5 sebesar 46,1 mikrogram per meter kubik atau lebih dari 3 kali lipat dari baku mutu udara ambient nasional yang sebesar 15 mikrogram per meter kubik.
Sumber utama pencemaran PM2.5 adalah kendaraan bermotor (57%), disusul industri (18%), domestik (8%),
pembangkit listrik (5%), pembakaran sampah (5%), road dust (4%), proses konstruksi (3%).
Sumber pencemaran dari kendaraan bermotor tertinggi karena masih menggunakan BBM busuk dengan kadar belerang lebih dari 1400 ppm atau jauh dari standard BBM yang diperbolehkan untuk teknologi kendaraan bermotor sebesar 50 ppm.
Biang keroknya adalah import bahan oplosan (blend stock) bensin maupun solar dengan kadar belerang tinggi oleh Pertamina. Sudah ada komitmen hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melibatkan Kementerian/Lembaga terkait termasuk Pertamina dan Kementerian BUMN bahwa mulai 17 Agustus 2024 Jabodetabek dipasok BBM berkadar belerang rendah (Low Sulfur Fuel) diikuti Pantura P Jawa (2025), P Jawa (2026) dan nasional 2028.
Pertamina harus berhenti melakukan sabotase dalam pengendalian pencemaran udara. Hentikan pembiaran oleh Menteri BUMN atas import fuel blend-stock berkadar belerang tinggi oleh President Director Pertamina dan President Director Pertamina Patra Niaga yang didukung oleh para fuel blend-stock importers.
Hentikan import BBM Busuk!
Youth Movement for Low Sulfur Fuel