Hati-hati! Ancaman Racun Timah Hitam di Elektronik Bekas

Berbagai jenis komponen elektronik bekas diperjual-belikan secara bebas, hampir di setiap sudut kota Jakarta dengan mudah ditemukan. Terutama pada tempat  usaha  service (perbaikan peralatan elektronik) ataupun  penggantian komponen elektronik yang rusak seperti, radio, tv, hand phone, komputer,  kamera dan lain sebagainya. Umumnya, jual –beli dan service  itu dapat dalam bentuk satu komponen utuh atau bagian tertentu seperti resistor, transistor, IC (Integrated Circuit), service komponen di papan PCB (Printed Circuit Board). PCB merupakan papan tempat menempelnya komponen-komponen elektronik  dengan menggunakan timah solder yang mengandung timbel (Pb) atau lebih popular dengan istilah timah hitam.


Sepintas, kegiatan jual-beli dan  service  alat-alat elektronik bekas yang dilakukan dari sisi ekonomi merupakan kegiatan umum di masyarakat. Namun, dibalik semua hal itu menyimpan ancaman yang mengintai perlahan kesehatan manusia terutama pedagang dan pembeli serta masyarakat yang berinteraksi dekat dengan kegiatan. Mengapa jual-beli dan service peralatan elektronik bekas terutama produk-produk elektronik lama menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan manusia?


Timbel dalam solder telah puluhan tahun digunakan di industri-industri peralatan elektronik. Berdasarkan penelitian The Center for Clean Products and Clean Technologies, Universitas Tennessee bahwa saat ini di dalam solder timbel peralatan elektronik lama mengandung 63% Selenium (Sn), 37% timbel (Pb). Semestinya, solder timbel dalam peralatan elektronik tidaklah berbahaya apabila tidak dibongkar pasang. Namun, keadaan dapat berubah berbahaya karena debu yang menempel di PCB ataupun solder timbel tersentuh kulit kita dan uap panas timbel dari pemanasan solder.


Karena berdasarkan laporan hasil penelitian dampak negatif alat-alat elektronik US EPA (United State Environmental  Protection Agency-Badan Pemerintah Lingkungan Hidup Amerika Serikat) ialah kandungan  timbel didalam solder apabila dipanaskan menjadi tidak stabil. Sehingga pemanasan solder dalam suhu tinggi menghasilkan uap panas yang dapat terhisap melalui hidung dan merusak sistem pernafasan. Selain itu, pembuangan sampah alat-alat elektronik bekas apabila terpendam dalam tanah dapat mencemari air minum karena timbel dapat terpisah dari PCB.


Pekerja-pekerja di industri elektronik, tukang service peralatanelektronik yang tidak terlindung perlengkapan keselamatan berpotensi besar terpapar timbel. Penggunaan masker, sarung tangan, pakaian kerja yang menutupi seluruh tubuh, bekerja di ruang khusus, menjauhkan makanan-minuman dari komponen alat-alat elektronik, mandi setelah bekerja dengan komponen alat-alat elektronik, menampung sampah-sampah elektronik dalam satu tempat khusus pembuangan. Selain itu, menjauhi sampah-sampah elektronik dari jangkauan anak-anak. Karena timbel dalam paparan rendah, telah diketahui timbel dapat menurunkan IQ, hiperaktif dan gangguan prilaku. Saat ini, banyak industri elektronik telah mengganti solder timbel konvensional dengan solder SAC (Sn,Ag,Cu). Solder SAC terdiri dari gabungan Selenium (95.5%), Perak (3.9%) dan Tembaga (0.6%). Solder SAC telah mendapat rekomendasi dari The International Electronics Manufacturing Initiative (iNEM), sebuah konsorsium teknologi. Bahkan mulai1 Juli 2006, Masyarakat Uni Eropa di dalam Larangan Zat-Zat Berbahaya memutuskan  timbel dalam peralatan elektronik harus diganti dengan SAC.


Photo by Diego González on Unsplash

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.